Senin, 12 Desember 2011

JENIS-JENIS KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA

Kalimat adalah gabungan dari beberapa kata yang mengungkapkan suatu maksud. Secara lisan, kalimat diiringi dengan nada bicara, jeda dan intonasi. Secara tertulis, kalimat ditandai dengan huruf kapital dan tanda baca yang sesuai. Jenis-jenis kalimat yang dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok.
A. Berdasarkan Ketidaksempurnaan Kalimat
    Kalimat tidak sempurna dibagi menjadi dua yaitu kalimat tidak sempurna berstruktur klausa dan kalimat sempurna tidak berstruktur klausa. Kalimat tidak sempurna berstruktur klausa terdr atas kalimat urutan, kalimat sampingan, dan kalimat elips. Berdasarkan situasinya, kalimat tidak sempurna dibedakan atas kalimat tambahan dan kalimat jawaban. Kalimat tdak sempurna yang tidak berstruktur dapat berupa panggilan salam, seruan, judul, motto, dan inskripsi.
1.    Kalimat urutan adalah kalimat yang menyambung suatu pernyataan yang menggambarkan suatu situasi.
Contoh: Kemarin Ardi mencuri mangga di kebun Pak Soleh.
2.    Kalimat sampingan adalah kalimat tidak sempurna yang bentuk dasarnya berupa klausa tidak sempurna karena ada unsur-unsur yang dihilangkan.
Contoh
a.    Bahkan mereka tidak berani untuk datang ke tempat itu.
b.    Karena tidak jujur.
3.    Kalimat elips adalah kalimat tidak sempurna yang bentuk dasarnya karena ada unsur-unsur yang hilang.
Contoh:
a.    Pergi ke sana.
b.    Menyiram bunga.
4.    Kalimat panggilan adalah kalimat tidak sempurna non-klausa yang bentuk dasarnya berupa nama, gelar, atau jabatan seseorang.
Contoh:
a.    Mamang!(nama orang)
b.    Abang (panggilan kepada kakak)
c.    Bunda!(panggilan kepada ibu)
5.    Kalimat salam adalah kalimat yang dipergunakan untuk member salam kepada seseorang atau sekelompok orang.
Contoh:
a.    Assalamu alaikum!
b.    Apa kabar!
c.    Selamat siang!
6.    Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk menyatakan perasaan yang meluap-luap sepert perasaan sakit, terkejut, atau karena ingin membuat seseorang terkejut.
Contoh:
a.    Aduh!
b.    Wah!
c.    Hai!
d.    Amboi!
e.    Ah!
7.    Kalimat judul adalah kalimat yang mengemukakan suatu intisari dari sebuah tulisan.
Contoh:
a.    Hilangnya Cincin Batu Safir
b.    Kepergian Bunda
8.    Kalimat motto adalah kalimat yang digunakan sebagai semboyan, pedoman, atau prinsip bagi seseorang atau sekelompok orang. Motto biasanya ditulis pada halaman muka suatu karangan untuk menunjukkan pendirian atau tujuan orang.
Contoh:
1.    Cerdas. intelek, dan berpikiran baik.
2.    Meskipun tanpa modal sekalipun, bila berusaha tentu akan tercapai.
9.    Kalimat inskripsi adalah kalimat yang dtuliskan pada lembaran awal sebuah karangan sebagai penghormatan atau persembahan penulis kepada seseorang atau kepada sekelompok orang.
Contoh
1.Ke hadapan ayahnda dan ibunda.
B.  Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat ini dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.  Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri pola-pola pembentukannya.
 Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:
    KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)

Contoh:   Pak Mahmud bernyanyi
                        S                   P
    KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)
Contoh:   Rani sangat pandai
                               S          P
    KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)
Contoh:  Masalahnya seribu satu.
                    S             P
Kalimat tunggal  dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.  Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh :  Dewi mahasiswa FKIP
2.  Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh :  Rina memasak.
2.  Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
    Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat. Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni:
•    KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau serta.
 Contoh:
    Ayah sedang membaca koran dan ibu sedang memasak.
    Rina dan Rani sedang berada di sekolah.
•    KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan, namun, melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan. Contoh:
    Indonesia adalah negara agraris, sedangkan Jepang adalah negara industri.
    Buton adalah daerah penghasil aspal namun keadaan jalannya begitu memprihatinkan.
    Rina anak yang pintar tetapi adiknya sangat bodoh.
•    KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau. Contoh:
    Kamu harus pulang ke rumahmu sebentar malam atau besok.
    Berpiknik atau bekerja yang kamu anggap penting?
•    KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan. Contoh:
    Program pemerintah itu bukan hanya mencerdaskan para rakyat yang terbelakang, bahkan juga mengurangi jumlah pengangguran..
    Film itu bukan hanya digemari oleh para remaja, bahkan juga para politikus.
•    KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan. Contoh:
    Mula-mula diumumkan nama-nama yang yang mempunyai nilai yang tinggi dalam lomba itu, kemudian diumumkan nama-nama yang mempunyai nilai yang rendah.
    Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda yaitu  kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kalimat bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat). Contoh:
Induk Kalimat: Para demonstran tetap semangat berorasi.
Anak kalimat   : Ketika turun hujan.
Maka penggabungan induk kalimat dan anak kalimat berdasarkan kalimat di atas menjadi:
•    Ketika turun hujan, para demonstran tetap semangat berorasi.
•    Para demonstran tetap semangat berorasi ketika turun hujan.
Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu:
•     Waktu : ketika, sejak
•    Sebab: karena, Olehkarenaitu, sebab, oleh sebab itu
•    Akibat: hingga, sehingga, maka
•    Syarat: jika, asalkan, apabila
•    Perlawanan: meskipun, walaupun
•    Pengandaian: andaikata, seandainya
•    Tujuan: agar, supaya, untukbiar
•    Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolah‐olah
•    Pembatasan: kecuali, selain
•    Alat: dengan+ katabenda:  dengan tongkat
•    Kesertaan: dengan+ orang
Contoh:
•    Walaupun orang tuanya hanya seorang pengangguran, ia tetap berusaha untuk melanjutkan sekolahnya.
    Induk kalimat: Ia tetap berusaha untuk melanjutkan sekolahnya.
Anak kalimat:  Walaupun orang tuanya hanya seorang pengangguran
    Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat atau sebaliknya. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat. Contoh:
•    Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
    KMS:  Kami berhenti dan langsung pulang.
    KMC:  Kami berhenti karena hari sudah malam.
•    Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
    KMS:  Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja.
    KMB: Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
C.  Berdasarkan Pengucapan
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Bagian kutipan dalam kalimat langsung dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.Contoh:
•    Ibu berkata “Ayah akan tiba besok pagi”.
•    “Saya sedih sekali”,kata Sofi,”karena tidak dapat menemanimu di saat ayahmu meninggal”.
2. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan  orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita. Contoh:
•    Ibu berkata bahwa ayah akan tiba besok pagi.
•    Sofi berkata bahwa ia sangat sedih sekali karena tidak dapat menemaninya di saat ayahnya meninggal.
D. Berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat ini dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari  satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap. Contoh :
•    Mahasiswa berdemonstrasi di depan kantor polisi.
                      S                   P                               K
•    Ani menyiram bunga.
                 S        P            O
2. Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.
Contoh:
•    Selamat pagi.
•    Silakan makan!
•    Kapan menikah?
•    Ayo makan!
E. Berdasarkan Susunan  S-P
Kalimat ini dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.  Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna. Contoh:
•    Bersihkan ruangan itu!
                 P              S
2.  Kalimat Inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K). Contoh:
•    Presiden akan mengunjungi panti asuhan  di daerah Depok.
                    S                 P                     O                     K
•    Ayah pergi di kantor.
            S       P          K
F.  Berdasarkan Isi atau Fungsinya (Nilai Informasinya)
Kalimat ini dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1.    Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi. Macam-macam kalimat perintah :
•    Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh : Bersihkan ruangan itu !
•    Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh: Jangan merokok di tempat ini!
•    Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh : Silahkan datang ke rumahku !
2.    Kalimat Berita
•    Kalimat berita adalah kalimat yang isiya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan. Macam- Kalimat berita kepastian
Contoh : Pengaspalan jalan raya itu akan dimulai hari ini.
•    Kalimat berita pengingkaran
Contoh : Tahun ini tidak ada acara penyambutan pada hari kemerdekaan Indonesia.
•    Kalimat berita kesangsian
Contoh : Hari ini mungkin akan turun hujan.
•    Kalimat berita bentuk lainnya
Contoh : Saya tidak tahu kenapa ia tidak datang hari ini.
macam kalimat berita :
3.    Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) tentang suatu masalah yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan. Contoh:
•    Mengapa pemerintah tidak memperhatikan keadaan daerah itu?
•    Kapan kamu akan berangkat ke Bali?
4.  Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya. Contoh:
•    Aduh, badan saya tidak dapat digerakkan.
•    Wah, cantiknya orang itu.
G. Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)
Kalimat ini dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1.  Kalimat yang Melepas
Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap. Contoh;
•    Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.
•    Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.
2. Kalimat yang Klimaks
Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan. Contoh:
•    Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.
•    Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga.

3. Kalimat Yang  Berimbang
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri. Contoh:
•    Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
•    Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat dengan leluasa.
H. Berdasarkan Subjeknya
Kalimat ini dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.  Kalimat Aktif
Kalimat aktif  adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang  tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya  pergi, tidur, mandi, dll  (kecuali makan dan minum). Contoh:
•    Ibu memasak nasi bersama kakak di dapur.
•    Ayah membaca koran di teras depan.

Kalimat aktif  dibedakan menjadi 2, yaitu:
    Kalimat Aktif  Transitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:    Irna membuat kerajinan tangan.
                   S        P                 O1


    Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak  dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif. Contoh:
•    Ayah berangkat minggu depan.
                 S          P                   K
•    Suster Meta menangis  tersedu-sedu di ruang pasien.
                 S                          P                                   K
    Kalimat Semi Transitif
Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh pelengkap bukan objek. Contoh:
•    Ayah kehilangan uangnya.
                S          P            Pel.
•    Soni mengendarai sepeda ke sekolah.
2.  Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh. Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
    Kalimat Pasif  Biasa
Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an. Contoh:
•    Mobil dikendarai ayah.
                 S           P          O2

    Kalimat Pasif Zero
Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku. Contoh:
•    Ku pukul adik.
              O2    P      S
•    Akan  saya sampaikan pesanmu.
                           O2        P               S
I. Berdasarkan Pola-Pola Dasar yang Dimilikinya
Berdasarkan pola-pola dasar yang dimilikinya, kalimat dibedakan atas:
1. Kalimat Inti
Kalimat inti adalah kalimat yang hanya terdiri atas 1 subjek dan 1 predikat. Namun, perlu diingat bahwa hal itu hanya berlaku jika kalimat tersebut merupakan kalimat yang memiliki verba taktransitif , kecuali yang berpelengkap wajib.
Contoh:
•    Sebelum hujan turun dengan derasnya, aku sudah sampai ke rumahnya.
•    Gadis yang bernama Anti itu sedang belajar menari.
•    Petani yang rajin bekerja itu sedang bertanam jagung kualitas unggul di pekarangan rumahnya yang luas itu.
•     Ayahnya adalah seorang guru SD yang sangat jujur dan sederhana.
•     Meskipun hidupnya menderita, ia tetap tersenyum kepada setiap orang.
•     Sikap Negara-negara Barat yang melarang warganya bepergian ke ASEAN, terutama ke Indonesia, dikritik oleh para pemimpin ASEAN dengan meyebutkan bahwa itu sebagai hal yang tidak perlu.
•     Sejak lahirnya konsep pemikiran baru dalam ilmu kedokteran, yang dicetuskan oleh professor Linus Pauling, yakni tentang orthomolecular medicine yang dasarnya adalah studi biologi molekulernya sebagai sains dasar, penelitian-penelitian medis diarahkan pada molekul-molekul yang secara normal biologis-fisiologis ada dalam tubuh mereka.
•     Penelitian-penelitian mutakhir memusatkan perhatian pada makanan dari soya, yang ternyata dapat mencegah kanker payudara.
•     Sekalipun udara dingin berhembus, orang tetap berduyun-duyun membeli karcis pertunjukan drama “Surapati”.
•    Kesinambungan pembangunan hanya mungkin dilaksanakan jika ketahanan nasional dan kualitas trilogi pembangunan meningkat.
2. Kalimat Transformasi (Perubahan dari Kalimat Inti)
Kalimat transformasi dapat dibentuk dengan cara mengubah kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk atau sebaliknya.
Contoh:
(1) Nenek sedang menggoreng ikan. (Kal. Tunggal)
(2) Nenek yang berbaju lusuh itu sedang menggoreng ikan. (Kal. Majemuk)(kal. transformasi)
(3) Nenek sedang menggoreng ikan yang sudah busuk itu. (Kal. Majemuk)(kal. transformasi)
(4) Nenek yang sedang menggoreng ikan itu sangat cantik. (Kal. Majemuk)(bukan kalimat transformasi, karena inti kalimat ini adalah nenek sangat cantik))
J.Berdasarkan Jumlah Kontur
Berdasarkan jumlah kontur yang terdapat di dalamnya, kalimat dibedakan atas:
(a) kalimat minim (hanya mengandung satu kontur)
(b) kalimat panjang (mengandung lebih dari satu kontur)
Kontur adalah bagian arus ujaran yang diapit oleh dua kesenyapan.
Contoh:
(i) Pergi!

1 komentar:

  1. postingan di sini sungguh relevan dengan kebutuhan materi saya

    BalasHapus