Senin, 12 Desember 2011

Bahasa-Bahasa Daerah Cerita Rakyat



ASAL MULA BABI DI MUNA

    Pada suatu hari La Popinda baru saja pulang dari melaut, dia pulang ke rumah membawa ikan yang banyak. Di tengah perjalanan, dia berpikir dalam hati bahwa ibunya akan menyambutnya dengan senyum sehingga terlihat giginya yang ompong.
    Sesampainya di rumah, ibunya menyambutnya dengan muka yang berseri-seri. Ibunya telah menyiapkan makanan, nasi goreng di meja. Ibunya tahu La Popinda pulang hari itu,  karena dia berbicara kepada ibunya bahwa tujuh hari lagi dia akan pulang dari laut. Tujuh hari kemudian La Popinda pulang membawa ikan yang banyak.
    Keesokan harinya, ibunya pergi ke pasar membawa ikan hasil tangkapan La Popinda. Sesampainya di pasar dia mencari tempat yang bagus untuk menjual ikannya. Belum beberapa lama dia sampai di pasar dia dikerumuni oleh orang yang membeli ikan itu sehingga ikannya cepat habis terjual. Akhirnya ia pulang menjual ikan ibunya membawa uang yang banyak.
    Setibanya di rumaha, ibunya langsung menyerahkan uang hasil jual ikannya tersebut tetapi La Popinda berbicara kepada ibunya supaya uang itu digunakan untuk membeli kekurangan di rumah. Tidak lama kemudian, ibunya memberitahukan kepada La Popinda bahwa uang hasil menjual ikannya sudah hampir habis.  Mendengar hal itu, dia mau pergi lagi di laut.
    Setelah itu dia pergi di laut. Pada waktu melaut La Popinda, ibunya kerjanya merawat tanaman yang berada di sekitar rumahnya. Tanaman di sekitar rumahnya seperti pisang, ubi kayu, ubi jalar, dan jagung. Semua tanaman di sekitar rumahnya merupakan hasil jerih payahnya. Tiga hari La Popinda melaut, dia pulang ke rumah membawa ikan yang banyak lagi. Sesampainya di rumah ia kaget melihat ibunya sedang menangis dan melihat semua tanaman rusak. Melihat hal itu, La Popinda langsung bertanya kepada ibunya “ Ibu, mengapa mengangis, siapa yang melakukan semua ini?”
    Ibunya berbicara “Yang melakukan semua ini si Raja babi”. Mendengar hal itu La Popinda mengepalkan tangannya seakan-akan igin memecahkan kepala babi tetapi babi tidak ada di tempat itu.  La Popinda sangat marah dengan si raja babi, dia menginginkan  membunuh si raja babi.
    Keesokan harinya, La Popinda pergi mencari si raja hutan yang membuat ibunya menangis dan merusak tanamannya.
    Dua hari dua malam, La Popinda menelusuri hutan, dia menemukan gua yang besar. Ketika melihat gua itu, dia ingin sekali masuk ke dalam. Sesampainya di dalam liang itu, dia kaget melihat si raja babi sedang tidur.
La Popinda segera mengeluarkan senjatanya untuk membunuh si raja babi itu dan berbicara “Kamu yang telah merusak tanaman di sekitar rumahku”. Mendengar suara La Popinda, si raja babi  bangun kemudian berbicaralah si raja babi bahwa bukan dia yang merusak tanaman ibunya. La Popinda mendengar perkataan si raja babi maka dia langsung marah. La Popinda berbicara kepada si raja babi “Kamu bohong. Dua kali kamu merusak tanaman ibuku ketika saya tidak berada di rumah.  Apakah kamu masih ingat apa yang kamu lakukan itu?”
Si raja babi terdiam, tetapi dengan diam-diam dia mengambil senjata untuk membunuh La Popinda. Tetapi La Popinda mengetahui yang akan dilakukan si raja babi itu. Melihat hal itu La Popinda segera menusukkan senjata yang dibawanya di tubuh si raja babi, sehingga matilah si raja babi. Tetapi waktu itu, istri si raja babi yang sedang hamil melihat suaminya mati. La Popinda segera keluar dari gua. La Popinda menutup gua itu berharap agar babi terkurung, agar mati di dalam di dalam gua supaya tidak ada yang merusakkan tanaman . Tetapi harapannya tidak terbukti karena istri si raja babi yang telah mati melahirkan anaknya, ketika besar mereka keluar merusak tanaman seluruh manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar