Senin, 12 Desember 2011

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DALAM BAHASA INDONESIA

Mengarang merupakan bentuk penggunaan bahasa yang menggandalkan kemampuan bahasa yang aktif produktif dalam mengungkapkan diri secara tertulis. Melalui karangan, seseorang dapat secara sadar dan terencana dalam mengekspresikan diri dan perasaannya sehingga orang lain dapat mengetahui sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh pengarang, termasuk latar belakang, dan kecenderungan-kecenderungan perasaan pengarang.
Dalam kegiatan menulis diatur oleh sejumlah kaidah-kaidah, diantaranya yaitu kaidah pengunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Kaidah ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.    Pemakaian Huruf
a.    Huruf abjad
b.    Huruf vocal
c.    Huruf konsonan huruf diftong
d.    Gabungan huruf konsonan
e.    Pemenggalan kata
2.    Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
a.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama.
Contoh: Adik bertanya, “ Kapan kita pulang?”
b.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Contoh: Amir Hamzah
c.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat.
Contoh: Dia mengantuk.
3.    Penulisan Kata
a.    Kata Dasar
Contoh: Buku itu sangat tebal.
b.    Kata Turunan
Contoh: bergetar
      dikelola
c.    Kata Ulang
Contoh: anak-anak
      buku-buku
d.    Gabungan Kata
Contoh: anak-istri
      duta besar
4.    Penulisan Huruf Serapan
Contoh: cholera= kolera
             Central=sentral
5.    Pemakaian Tanda Baca
a.    Tanda Titik (.)
•    Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh : Ayahku tinggal di Solo.
•    Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagian, ikhtisar, atau daftar.

•    Contoh:
1.    Patokan Umum
1.1.    Isi Karangan
1.2.    Ilustrasi
1.2.1.    Gambar Tangan
1.2.2.    Tabel
1.2.3.    Grafik
•    Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Contoh: pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
•    Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu.
Contoh: 1.35.20 (1 jam, 35 menit, 20 detik)
•    Tanda titik dipakai diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contoh: Siregar, Merari. 1930. Azab dan Sengsara.
•    Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh: desa itu berpenduduk 24.200 orang.

b.    Tanda Koma(,)
1.    Tanda koma untuk dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Contoh: saya membeli pena, kertas, dan tinta.
2.    Tanda koma untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Contoh: saya ingin datang, tetapi hari hujan.
3.    Tanda koma untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

4.    Tanda koma untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh kasihan, dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
Contoh: O, begitu?
5.    Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari petikan lain dalam kalimat.
Contoh: Kata ibu,” saya gembira sekali.”

c.    Tanda Titik koma (;)
Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh: Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
d.    Tandaa Titik Dua (:)
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh : Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
e.    Tanda Hubung (-)
a.    Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terspisah oleh penggantian baris.
Contoh: Di samping cara-cara lama itu, ada juga cara baru.
b.    Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang.

f.    Tanda Elipsis (...)
Tanda ellipsis dipakai dalam kalimat yang terputu-putus.
Contoh: Kalau begitu… ya, marilak kita bergerak.

g.    Tanda Tanya (?)
Tanda Tanya dipakai pada akhir tanda Tanya.
Contoh: Kapan ia berangkat?
h.    Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidak percayaan, dan lain-lain.
Contoh: alangkah seramnya peristiwa itu!
6.    Hubungan Makna
a.    Sinonim
Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau hampir sama.
Contoh: sudah= telah
  sebab= karena
b.    Antonim
Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain.
Contoh: bagus><jelek
      Pintar><bodoh
c.    Homonim
Homonim adalah dua kata atau lebih yang ejaan dan lafalnya sama tetapi maknanya berbeda.
Contoh:
Bisa ular kobra (bisa: racun)
Aku bisa membaca (bisa: mampu, dapat)
d.    Homograf
Homograf adalah kata-kata yang sama ejaannya tetapi ucapan dan artinya berbeda.
Contoh:
Erwin makan apel (apel:buah)
Apel bendera (aperl:upacara)
e.    Homofon
Homofon adalah kata-kata yang ucapannya samatetapi ejaan dan artinya berbeda.
Contoh:
Saya tidak sangsi (sangsi: ragu-ragu)
Tidak ada sanksinya (sanksi: hukuman)
f.    Polisemi
Polisemi adalah kata-kata yang memiliki makna atau arti lebih dari satu karena adanya banyak komponen konsep dalam pemaknaan suatu kata.
Contoh:
•    Yosho jatuh dari motor.
•    Harga minyak jatuh.
•    Yosho jatuh pingsan.
•    Erwin jatuh dalam tes wawancara.

g.    Hipernim dan Hiponim
Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Sedangkan hiponim adalah kata-kata yang terrwakili artinya oleh kata hipernim.

Contoh:
Hipernim: Bunga
Hiponim : mawar, melati, anggrek, dan flamboyan.
7.    Kata Baku dan Tidak Baku
Kata baku adalah kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. Sedangkan kata tidak baku adalah kata yang digunakan tidak sesuai dengan bahasa Indonesia yang telah ditentukan.
Contoh: Apotek= baku
  Apotik= tidak baku
8.    Singkatan dan Akronim
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1994:18), akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar. Contoh: Buser  = Buru Sergap
                      AD     = Angkatan Darat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar