Senin, 12 Desember 2011

KUMPULAN RINGKASAN DRAMA

TANAH YANG HILANG

Drama “Tanah yang Hilang” karya Rifton Suba menceritakan tentang seorang ayah yang tidak mau menjual tanah sawahnya kepada pengusaha yang bekerja sama dengan kepala desa walaupun diberi iming-iming uang dan kehidupan yang baik.Berbagai halangan dan rintangan harus di hadapi oleh tokoh ayah demi mempertahankan sawah yang dimilikinya. Bahkan istrinya yang semula sangat setia dan selalu mendukung setiap hal yang dilakukannya,kini berbalik arah dengan memberikan surat tanah yang dimilikinya.Padahal sang istri melakukan hal itu karena ia tidak mau sang ayah mengalami hal-hal buruk yang dapat mengancam keselamatan hidupnya.Bahkan warga pun ikut melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh sang istri dengan menyerahkan tanah yang mereka miliki kepada Kepala Desa dengan imbalan mereka diberikan sejumlah uang dan kehidupan yang layak nantinya. Melihat hal yang telah dilakukan oleh Kepala Desa membut ayah menjadi marah. Ayah mengajak sebagian masyarakat yang sependapat dengan dia yaitu mempertahankan tanah yang mereka miliki untuk mendatang Kepala Desa dengan maksud agar dia mau menyerahkan kembali surat tanah yang telah mereka serahkan kepadanya. Namun Kepala Desa tidak mau menyerahkan surat tanah tersebut, ia tetap mempertahankan keinginannya untuk menyerahkan tanah warganya kepada pengusaha karena ia juga telah diberikan sejumlah uang yang cukup besar jika tanah itu berhasil diberikan kepada pengusaha tersebut. Kepala Desa sangat serakah.Hanya karena uang yang dijanjikan oleh pengusaha, ia rela mengorbankan kepentingan masyarakatnya yang telah mempercayainya untuk dapat melindungi mereka dan mempertahankan kepentingan masyarakatnya. Akhirnya,akibat  keserakahan yang dimiliki oleh Kepala Desa ia harus pula mengorbankan nyawanya kepada masyarakat. Hal ini disebabkan oleh akibat sikapnya itu warga masyarakat menjadi marah, mereka mengeroyok Kepala Desa sampai sampai membuat nyawanya hilang.
NINGRAT

    Drama “Ningrat” karya La Ode Sadia ini menceritakan tentang keteguhan cinta dua anak manusia yang berbeda derajat dalam kehidupan di masyarakat tempat mereka tinggal.Perbedaan ini terjadi karena Wa Ode adalah seorang wanita yang mempunyai kedudukan derajat yang tinggi yaitu Wa Ode menyandang gelar ningrat yang diturunkan kepada dirinya yang berasal dari orang tuanya sedangkan La Ege hanyalah seorang lelaki biasa yang tidak mempunyai kedudukan yang tinggi seperti yang dimiliki oleh Wa Ode di mata masyarakat tempat ia tinggal. Cinta mereka tidak terhalang oleh berbagai  rintangan apapun. Walaupun rintangan yang mereka hadapi cukup besar, namun mereka tetap mempertahankan cinta merreka. Rintangan tersebut yaitu akibat perbedaan derajat yang dimiliki oleh Wa Ode dan La Ege, cinta mereka ditentang oleh orang tua Wa Ode yang merasa dirinya mempunyai derajat yang tinggi di banding La Ege yang derajatnya sangat rendah sekali.Mereka merasa,jika Wa Ode yang mempunyai derajat yang tinggi dengan La Ege yang derajatnya sangat rendah maka hal itu akan menjatuhkan harga diri mereka di mata masyarakat sekaligus juga akan menjatuhkan derajat mereka dalam hal ini Wa Ode tidak memiliki derajat yang tinggi lagi di mata masyarakat karena Wa Ode harus mengikuti derajat suaminya yang rendah. Untuk mencegah hal itu terjadi, maka keluarga Wa Ode sangat menentang keras jika mereka harus menjalin cintanya ke jenjang perkawinan. Kisah ini bermula ketika di suatu malam, La Ege menunggu Wa Ode di suatu tempat. La Ege sudah lama menunggu namun Wa Ode belumjuga datang. La Ege sudah maklum dengan hal itu karena ia sudah mengetahui penyebabnya bahwa Wa Ode sangat susah sekali intuk pergi dari rumahnya yaitu jika Wa Ode meminta izin kepada ayahnya untuk menemui La Ege maka ia pasti sangat dilarang maka Wa Ode pasti menunggu saat yang tepat untuk pergi menemui La Ege yaitu ketika orang tuanya terutama ayahnya sudah tidur sehingga tidak ada yang mengetahui bahwa dia pergi menemui La Ege. Walaupun sudah hamper larut malam, La Ege tetap menunggu dengan sabar. Setelah lama menunggu akhirnya kesabaran itu terbayarkan sudah dengan kedatangan Wa Ode. Wa Ode meminta maaf kepada La Ege karena ia harus menunggu lama dirinya dan ia melakukan hal itu karena terpaksa. La Ege sudah memprediksikan hal itu. Namun La Ege sudah tidak tahan lagi menjalin hubungan seperti itu yaitu harus sembunyi-sembunyi ketika mereka bertemu. Akhirnya La Ege mengatakan kepada Wa Ode bahwa ia akan melamar dia. Wa Ode sangat gembira mendengar hal itu, karena ia sudah tidak tahan juga untuk sembunyi-sembunyi terus-menerus dalam menjalin hubungan cintanya. Namun hal itu tidaklah berjalan mudah seperti yang mereka harapkan. Ketika beberapa orang tua kampung datang ke rumah Wa Ode untuk mewakili La Ege menyampaikan maksudnya untuk melamar Wa Ode,orang tuanya sangat marah besar karena mereka mengetahui bahwa La Ege yang mempunyai derajat yang rendah telah berani melamar Wa Ode yang mempunyai derajat yang tinggi. Mengetahui lamaran La Ege ditolak mentah-mentah oleh orang tuanya, Wa Ode datang kepada La Ege sambil menangis. Karena kesungguhan hatinya untuk melamar Wa Ode maka La Ege tidak pantang menyerah. Ia berniat untuk datang sendiri melamar Wa Ode kepada keluarganya.Wa Ode melarang niat La Ege tersebut karena Wa Ode tahu bahwa ia pasti akan dipukul oleh keluarganya jika hal itu terjadi. Namun karena kesungguh-sungguhannya, ia tetap ingin meneruskan niatnya. Sementara berbincang-bincang, tiba-tiba datang ayah dan kakak Wa Ode yang yang telah melihat mereka sedang berpacaran. Karena sangat benci dengan La Ege, maka mereka memperlakukannya dengan kasar. Mereka memukul La Ege sampai babak belur dan hamper saja membunuh La Ege jika Wa Ode tidak melarangnya. Akhirnya Wa Ode diseret kerumahnya oleh kakanya karena tidak mau pulang. Walaupun La Ege telah dipukul sampai babak belur dan hampir saja dibunuh namun La Ege tidak menyerah untuk meneruskan niatnya untuk melamar Wa Ode. Ketika La Ege sedang melamun, datang seorang orang tua yang heran melihat keadaannya. Ia menanyakan kepada La Ege masalah yang tengah menimpanya. Semula La Ege tidak mau mengatakannya namun akhirnya La Ege menceritakan juga hal telah terjadi padanya kepada orang tua itu. Setelah hal itu diceritakan, akhirnya orang tua itu menyarankan jika mereka benar-benar saling menyayang maka jalan lain yang harus mereka tempuh adalah melakukan kawin lari yaitu walaupun tanpa persetujuan orang tua maka perkawinan mereka tetap dapat dilangsungkan. Mendengar hal itu, setelah orang tua itu pergi, La Ege segera menulis surat untuk Wa Ode yang ingin menyatakan agar ia ingin melakukan kawin lari bersamanya. Surat itu dititipkan melalui Wa Ani. Setelah membaca surat itu, Wa Ode datang dengan membawa kopor dan bungkusan pakaiannya. Semula Wa Ode ragu untuk melakukan hal itu karena ia sangat sayang orang tuanya. Namun karena rasa cintanya kepada La Ege yang begitu besar, akhirnya ia lebih memilih hidup dengan La Ege daripada menuruti keinginan orang tuanya. Akhirnya mereka pergi meninggalkan semua hal yang menghalangi cinta mereka berdua.

PAGI BENING

    Drama “Pagi Bening” karya Serafin dan Joaquin Alvarez Quintero merupakan drama satu babak  yang berasal dari tanah Spanyol dan diterjemahkan oleh Sapardi Joko Damono. Drama ini menceritakan tentang kisah cinta antara dua insan di umur mereka yang masih muda yang gagal hanya karena pihak perempuan yang bernama Laura telah dijodohkan oleh orang tuanya kepada seorang saudagar. Sementara dari pihak laki-laki yang bernama Don Gonzalo demi memperjuangkan cintanya kepada Laura, ia harus rela berduel dengan laki-laki yang hendak dijodohkan dengan perempuan tersebut. Mereka pun yaitu Laura dan don Gonzalo harus berpisah karena hal itu dan bertemu kembali di suatu taman ketika umur mereka telah senja. Pada saat pertemuan itu mereka pun menceritakan kisah cinta dua orang insan yang gagal dan ternyata tanpa mereka ketahui bahwa kisah yang mereka ceritakan itu adalah kisah yang mereka lalui sendiri dalam hidup mereka. Kisah cinta yang gagal yang mereka ceritakan merupakan kisah cinta mereka sendiri yaitu antara Laura dan Don Gonzalo.
    Kisah ini bermula ketika ketika Laura bersama pembantunya yang bernama Petra berjalan-jalan di suatu taman. Berjalan-jalan di taman adalah suatu hal yang sudah menjadi kegiatan yang sering dilakukannya. Ia datang ke taman biasanya untuk member makan burung-burung merpati yang juga datang ke taman itu tetapi dengan tujuan untuk mencari makanan. Wanita itu biasanya telah membawa makanan berupa remah-remah roti untukdiberikan kepada burung-burung merpati tersebut. Dan karena telah sering berada di taman sendiri sampai-sampai ia mempunyai bangku sendiri untuk tempat menikmati pemandangan di taman tersebut. Ketika Laura dan Petra telah sampai di bangku taman tersebut, pembantunya itu pun minta izin kepada Laura untuk pergi menemui seseorang teman yang bekerja di taman tersebut. Laura pun mengizinkannya dengan syarat bahwa ia tidak boleh pergi terlalu jauh dari tempat itu dan hanya boleh sepuluh menit saja. Petra pun pergi meninggalkan Laura sendiri di bangku taman tersebut. Pada saat Petra telah pergi dari tempat itu, datanglah merpati-merpati itu ketika Laura mengeluarkan bungkusan roti. Rupanya merpati-merpati itu sudah mengetahui kebiasaan Laura untuk member makan mereka ketkia datang di taman tersebut. Hal ini terlihat ketika bungkusan roti dikeluarkan oleh Laura, burung-burung merpati itu segera datang menghampirinya.   
    Pada saat Laura sedang asyik bercengkrama dengan merpati-merpati tersebut datanglah Don Gonzalo bersama pembantunya pula yang bernama Juanito. Kedatangan mereka merusak suasana hati Laura karena mereka menakut-nakuti merpati tersebut dengan berjalan menuju merpati-merpati yang sedang diberinya makan sehingga Laura pun menegur mereka dengan marah-marah. Don Gonzalo membalas sikap Laura tersebut dengan marah-marah pula karena pada saat itu suasan hati Don Gonzalo sedang tidak enak pula sebab pada saat ia ingin menduduki kursi yang biasa ditempatinya pada saat datang ke taman itu pula ternyata kursinya telah dipakai oleh para pendeta untuk berdiskusi. Padahal Don Gonzalo sangat membutuhkan kursi itu karena pada saat itu kakinya sedang benkak sehingga ia ingin segera duduk. Ia pun terpaksa harus duduk bersama perempuan yang dianggapnya cerewet karena ketika telah menegurnya ketika mendekati bangku tempat Laura duduk-duduk santai bersama merpati-merpatinya.
    Pertemuan mereka harus diawali dengan pertengkaran hanya karena sebuah bangku taman itu. Laura selalu mengejek setiap hal yang dilakukan oleh Don Gonzalo sedangkan Don Gonzalo sangat jengkel dengan perilaku Laura tersebut. Namun pada akhirnya mereka berdamai juga karena kesamaan yang ada pada diri mereka masing-masing yaitu mereka sama-sama bersin sampai tiga kali. Dan Don Gonzalo pun menawarkan obat bersin kepada Laura.
    Setelah hal itu Laura pun berterima kasih padanya dan kisah kenangan mereka terbuka setelah Don Gonzalo sedang membaca puisi di depan Laura. Ternyata Laura pun menceritakan bahwa ia juga gemar pada puisi-puisi yang indah. Sedangkan Don Gonzalo menceritakan bahwa ia banyak bertemu dengan penyair-penyair terutama di Velensia di tempat ia dibesarkan. Dan ternyata Laura pernah tinggal di Valensia dan menceritakan bahwa dirinya pernah tinggal di sebuah villa yang berna Villa Maricella yang terletak di kota tesebut. Ternyata Don Gonzalo mengetahui tempat itu dan ia mempunyai kenangan di tempat itu bersama gadis yang pernah pula tinggal di villa itu yang dijuluki sebagai “Perawan Bagai Perak”. Don Gonzalo pun menceritakan kepada Laura bahwa gadir itu cantik dan ia sering membawakan kembang lilia ketika gadis itu sedang duduk di jendela kamarnya. Namun pada suatu saat ketika ia hendak bertemu dengan gadis itu ternyata yang menungguinya bukan gadis itu tetapi saudagar yang akan ditunangkan kepada gadis.  Mereka pun berduel dan saudagar itu terluka parah sehingga Don Gonzalo akhirnya harus melarikan diri dan bersembunyi. Dalam persembunyiannya ia terus mengirim sajak-sajak kepada gadis itu namun tak pernah ada balasan sehingga ia menjadi putus asa dan kemudian ia masuk tentara. Hal yang diceritakan kepada Laura sebenarnya adalah kisah hidupnya namun ia hanya mengiaskan dirinya bahwa laki-laki yang diceritakannya adalah saudara sepupunya. Ia berbohong dengan menceritakan bahwa laki-laki itu telah meninggal ketika menjalani tugasnya sebagai seorang tentara di selokan sambil memanggil nama Laura. Don Gonzalo tidak menyadari bahwa orang berada di depannya adalah Laura karena masing-masing tidak memperkenalkan nama mereka. Namun Don Gonzalo menyadari perempuan itu adalah wanita yang sedang berada di depannya  adalah wanita yang ada dalam kisahnya setelah Laura menceritakan pula kisah seorang gadis yang sama seperti yang diceritakan oleh Don Gonzalo yang menganggap bahwa lelaki itu tidak betul-betul mencintai dirinya karena ia tidak pernah mendengar kabar dari lelaki itu. Padahal sebenarnya tanpa sepengetahuan Laura surat yang dikirimkan oleh Don Gonzalo diambil oleh orang tuanya. Dan perempuan itu pun mati bunuh diri ketika sedang duduk dikarang dan diterjang oleh ombak dan tubuhnya pun lenyap. Namun Don Gonzalo tidak menceritakan bahwa lelaki itu adalah dirinya kaena ia tidak mau Laura melihat keadaan dirinya sekarang dan telah menikah dengan seorang penari balet dua bulan setelah ia berduel. Begitupun  Laura, ia mengetahui bahwa lelaki yang berada di depannya adalah lelaki yang berda dalam kisahnya namun ia pula tidak ingin memberitahukan bahwa dirinya adalah Laura, wanita yang ada dalam kisahnya karena ia tidak ingin Don Gonzalo melihat keadaannya sekarang dan lagi sekarang ia telah menikah dua tahun setelah kejadian itu.   
    Akhirnya mereka berdua pun berpisah ketika masing-masing pembantu mereka telah datang. Dan mereka pun berjanji akan bertemu kembali di taman ini di bangkuntaman yang sama.
   

BUNGA RUMAH MAKAN

    Drama Bunga “Rumah Makan” karya Utuy Tatang Sontani adalah drama yang menceritakan seorang gadis yang sadar bahwa selama ini ia telah menilai dirinya adalah wanita yang yang dicintai dan disayangi oleh semua orang. Akhirnya ia sadar bahwa selama ini kecantikannya telah menipu dirinya sendiri dan ia menjadi sadar seseorang yang menyayanginya adalah bukan orang-orang yang selalu memperlakukan dia dengan baik dan dengan perlakuan itu ia akan merasa bahagia. Sebaliknya, orang-orang yang selalu menyayanginya belum tentu menyayanginya dengan iklas mereka pasti mempunyai maksud yang tersembunyi dan dengan maksud memberikan kasih saying itu suatu saat orang itu pasti akan meminta balasan atas kasih saying yang telah diberikannya kepada kita dan dengan kasih sayang yang diberikannya itu maka kebebasan kita itulah sebagai ganti ruginya karena ketika akan berbuat sesuatu yang kita kehendaki maka kita harus berpikir dahulu apakah sesuatu yang kita kehendaki tersebut sejalan dengan kehendak orang yang telah memberikan kita kasih sayangnya. Kita harus menuruti segala hal yang dikehendeaki oleh orang yang telah memberikan kita kasih saying tersebut.
    Perempuan dengan nama Ani ini menjadi sadar ketika suatu saat datang seorang pelancong yang bernama Iskandar. Iskandar sering datang berkunjung ke rumah makan dimana Ani bekerja yaitu milik Sudarma yang sekian telah menyayanginya setelah bekerja di rumah makannya dan anaknya pun yang bernama Karnaen yang menaruh hati padanya. Namun Ani tidak menggubris hal itu karena Ani telah menganggap Karnaen sebagai saudaranya. Dan ia telah jatuh cinta kepada seorang tentara yang bernama Suherman yang kini telah menjadi pacarnya dan sering mengunjungunya di tempat ia bekerja. Setiap Iskandar datang, ia tidak pernah memesan sesuatu pun. Sampai akhirnya Iskandar menghina Ani setelah Ani melayani dua pemuda dan pemuda itu menggoda Ani sedangkan Ani tidak tidak menggubris godaan tersebut. Iskandar menghina Ani dengan mengatakan bahwa dengan kecantikannya dia telah menipu dirinya sendiri. Orang yang berdatangan ke rumah makan itu bukan hanya sekedar memesan makanan dan minuman tetapi dengan tujuan untuk menengoknya. Iskandar mengatakan bahwa Ani selama ini hanya memperdagangkan kecantikannya dan menipu lelaki supaya berdatangan ke tempat ia bekerka. Ani harus beradu mulut dengan Iskandar karena dihina seperti itu dan Karnaen pun datang membela Ani namun Iskandar pun menghina Karnaen bahwa dirinya hanyalah seseorang yang berhati kotor karena kebaikan yang diberikan kepada Ani selama ini dilakukan karena ia ingin mendapatkan hati Ani bukan dilakukannya dengan ikhlas. Akhirnya akibat pertengkaran itu polisi harus ikut campur dalam masalah mereka.
    Ketika pertengkaran itu tengah diselesaikan, datanglah Sudarma dan Usman yaitu seorang kyai teman Sudarma. Ani pun mengadukan kepada mereka tentang hinaan yang diberikan Iskandar kepadanya. Usman pun mengatakan bahwa hal itu memang benar adanya dan jalan agar orang-orang tidak memperlakukan ia seperti itu adalah Ani harus segera kawin. Usman mengatakan seperti itu karena menurut perkiraannya Ani telah menjalin hubungan cinta dengan Kaenaen. Hal itu disebabkan karena mereka terlihat sangat dekat.
    Ternyata perkiraan Pak Usman salah. Pada saat itu datanglah Suherman pada Ani dan ia berharap Suherman akan membelanya dan mengajaknya menikah seperti saran yang diajukan Usman. Tetapi seteleh mendengar pernyataan dari Usman ternyata Suherman berpacaran dengan Ani hanya sekedar untuk menyenangkan dirinya bukan dan tidak ingin melanjutkan ke jenjang yang serius yaitu jenjang pernikahan. Akhirnya Ani menganggap bahwa hinaan Iskandar itu benar adanya dan Ani pun lebih memilih untuk mengikuti pelancong itu agar dapat hidup bebas tanpa ada tekanan. Ia pun meninggalkan rumah makan itu. Tentu saja Rukayah mendukung tindakan temannya karena ia menganggap Ani telah mampu memilih jalan yang baik.

MALAM TERAKHIR

    Drama “Malam Terakhir” karya Yukio Mishima yang diterjemahkan oleh Toto Sudarto Bachtiar adalah drama yang menceritakan tentang perbedaan pendapat antara seorang penyair yang masih berjiwa muda dan belum mempunyai pengalaman pahit seperti yang dirasakan oleh seorang perempuan tua yang telah mengalami peristiwa pahit dalam hidupnya. Pada pandangan penyair itu segala sesuatu yang ada di bumi ini mempunyai makna yang indah terutama pada bangku-bangku tamgan yang diduduki oleh pasangan muda-mudi yang tengah jatuh cinta. Sedangkan nenek itu menganggap bahwa mereka yang tengah bermesraan pada bangku itu tidak sedang mengalami kebahagiaan tetapi suatu penyiksaan. Hal ini disebabkan karena perempuan tua ini mempunyai kenangan buruk dengan kekasihnya Kapten Fukuyaksa yaitu seorang seorang dari pasukan pengawal kaisar.  Ia selalu menunggu kedatangan kekasihnya itu. Sampai suatu saat yaitu pertemuannya yang keseratus kali ia menunggunya di sebuah bangku di bawah pohon namun ia tidak datang menemuinya sampai umurnya telah mencapai sembilan puluh sembilan tahun. Walaupun banyak lelaki yang tertatrik padanya namun ia tetap setia kepada kekasihnya. Dan ia tidak memperdulikan cibiran para gadis-gadis lain karena keirian mereka. Hal itulah yang menjadikan perempuan tua itu tidak senang pada pasangan yang sedang bermesraan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar